Sikap Mental Positif
Pada
suatu kesempatan, saya mendapatkan suatu motivasi dari seorang motivator, dia
adalah Ayah dan Ibuku. Mereka setiap hari selalu bekerja keras dan harus rela
terletih-letih setiap malam hanya untuk memberikan yang terbaik bagi keluarga,
terutama sang anak. Beliau sangat terlihat tulus dan bersahaja untuk mencari
bekal demi anak-anaknya.
suatu malam aku merenungi dan
meratapi sambil berkhayal, “Kapan aku bisa membalas jasa-jasamu Ayah Ibu ?”, tak
lama kemudian ayahku menghampiriku sambil memegang pundakku dan bertanya
“Sedang apa kau disini nak ?,” Tanya ayah.
Akupun menjawab “ sedang merenung yah”,
“merenungi
apa kamu?” Tanya ayah kembali.
“Sedang
merenuungi betapa besar jasa-jasa ayah dan ibu untuk keluarga, aku, dan adikku,
kapan aku bisa membalas semua jasa-jasamu itu yang mungkin takkan bisa
terbalaskan karena betapa besar jasa-jasamu yah”, jawabku.
“Oh,
begitu anakku, bagi ayah dan ibumu yang terpenting adalah keluarga, dan dalam
keluarga yang terpenting adalah sang anak, karena bagi kami, anak itu merupakan
karunia Tuhan yang harus senantiasa kita bimbing dan kita sayangi hingga nanti
kami tersenyum karena kasih sayang yang kami berikan kepada sang anak
menghantarkannya menuju gerbang kesuksesan”, jawab ayah dengan bijaksana.
Lalu ayah memberikan sebuah
pengalamannya yang bisa dikatakan luar biasa dan sangat memberikan motivasi
saya untuk berubah menjadi lebih baik. Beliau pernah mengalami masa-masa yang
sulit dalam kehidupannya dikala itu ayah ingin mencoba peruntungannya untuk
melancong bekerja di Jakarta. Tapi tidaklah mudah bagi para pendatang yang dari
desa mampu bertahan bekerja di Jakarta. Pertama kali beliau menginjakkan kaki
di kota metropolitan ini beliau belum jadi apa-apa, sehingga beliau ikut
temannya yang berada di Jakarta. Profesi teman ayah saya itu adalah seorang kuli
bangunan, dan ayahku pun bersedia untuk menjadi partnernya menjadi kuli
bangunan. Dan beliau pun menjalankan profesi ini dengan senang hati sambil
membidik apa yang harus beliau lakukan untuk kedepannya lebih baik daripada
menjadi kuli bangunan ini. Sehingga sesekali selang waktu istirahat beliau
bekerja, beliau mencari-cari lowongan pekerjaan yang setidaknya beliau mampu
dan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk keluarga. Hingga akhirnya
ada lowongan pekerjaan yang menarik simpati ayahku yaitu koki disebuah restoran
yang baru dibangun. Ayahku pun mencoba untuk melamar menjadi seorang koki dan
akhirnya beliau diterima untuk bekerja di restoran tersebut. Betapa senang hati
ayah mendengar kabar bahwa beliau diterima menjadi koki di restoran tersebut.
Keesokan harinya, beliau datang ke tempat sehari-hari ayahku bekerja menjadi
kuli bangunan dan memohon izin kepada pak mandor untuk bekerja di sebuah restoran
yang baru tersebut. Dan akhirmya, pak mandor menyetujuinya.
Hari pertama ayahku bekerja di
restoran yang baru tersebut, tak semudah yang dipikirkan orang lain, karena ini
pengalaman yang pertama ayahku bekerja di dapur dan mencoba memasak-masakan
Chinese ( masakan khas cina). Ayahku pun lantas tak pantang menyerah untuk
belajar memasak masakan tersebut. Percobaan demi percobaan yang dilalui ayah
pun sempat beberapa kali gagal total. Hingga pada suatu percobaan dimana beliau
sukses menciptakan suatu resep masakan yang kini menjadi primadona baru di
restoran Chinese tersebut yang banyak mengundang para konsumen untuk bersinggah
di restoran tersebut untuk mencicipi resep masakan dari ayahku yang primadona
tersebut.
Dan pada akhirnya ayahku dari dulu
hingga sekarang masih tetap konsisten dalam pekerjaannya. Dan selesai ayahku
bercerita tentang pengalamnnya tersebut, ayahku berpesan bahwa “milikilah jiwa
yang lapang, hati yang ikhlas, dan sikap mental yang positif untuk menghadapi
perkembangan persaingan yang semakin ketat ini”.
Dari kutipan cerita dan pengalaman
beliau dapat saya simpulkan bahwa “Dalam semua aktivitas kegiatan apapun itu
bukalah cakrawala kita untuk memulainya dan bersyukurlah bahwa kita dapat
melakukan segala aktivitas ini dengan lancar dan yang terpenting milikilah
sikap mental positif untuk menunjang kepribadian kita menuju kearah yang lebih
baik”.

Tidak ada komentar